Setiap individu atapun kelompok pasti punya cerita. Demikian pula halnya dengan PWI Sumut. Namun, cerita kali bukan persoalan penulisan berita, uji kompetensi atau kriminalisasi terhadap wartawan. Tapi cerita soal “Family Gathering”, hajatan yang digelar PWI Sumut pimpinan H Farianda Putra Sinik SE pada Sabtu 4 Juni pekan lalu di Theme Park Pantai Cermin.
Bagi PWI Sumut, kegiatan Family Gathering (pertemuan keluarga) sebenarnya bukan hal baru. Seingat penulis, di era 1990-an, saat PWI Sumut dipimpin HM Zaki Abdullah (Alm), kegiatan sejenis pernah digelar di salah satu daerah tujuan wisata Sumut, Bukit Lawang di Kabupaten Langkat.
Saat itu, wartawan anggota PWI Sumut menginap satu malam memanjakan keluarganya menikmati anugerah Sang Pencipta. Setelah sempat terhenti lebih satu dasawarsa atau sekira tahun 2011, Family Gathering kembali digagas dan digelar Ketua PWI Sumut saat itu, Drs M Syahrir.
Menjaga kesinambungan memang sulit. Terbukti setelah tiga tahun berturut-turut digelar, kegiatan seperti ini kembali terhenti. Dan seperti sebelumnya, setelah lebih satu dasawarsa lagi, Family Gathering kembali digelar oleh Ketua PWI Sumut saat ini, H Farianda Putra Sinik SE.
Dari uraian di atas, ada hal menarik yang patut dipertanyakan. Mengapa kegiatan Family Gathering terkesan diupayakan untuk diadakan atau dihidupkan kembali. Sebagai bagian yang dilibatkan dalam Family Gathering PWI Sumut 2022, penulis menarik kesimpulan kegiatan ini kembali digelar PWI Sumut karena banyak hal positif terkandung di dalamnya. Atau seperti judul dalam tulisan ini, “Satu Aksi Sejuta Arti”.
Penulis menyimpulkan hal di atas, karena melihat sendiri pelaksanaan ini memberi arti sangat jamak. Dari pihak penyelenggara sendiri misalnya, dari pelaksanaan “Family Gathering” tergambar bahwa wartawan anggota PWI Sumut adalah orang-orang tangguh dan memiliki semangat tinggi dengan tetap mengedepankan koordinasi serta mampu menjaga hubungan baik (silaturahmi) dengan relasi.
Meski masa persiapan panitia sesungguhnya terkesan singkat (berkisar satu bulan), duet panitia yang dikomandoi duet “AA” (Austin-Amru) mampu meramu kepanitiaan yang mereka susun menjadi tim yang hebat. Ini terlihat ketersediaan transportasi, konsumsi serta banyaknya hadiah lucky draw menjadi bukti harmonisnya kemitraan dengan berbagai sumber. Acungan jempol juga layak diberikan kepada PWI Serdang Bedagai pimpinan Edy Syahputra (Eet) bersama Sekretarisnya Darmawan. Keseriusan mereka membuat Bupati Serdang Bedagai H Darma Wijaya mendukung penuh pelaksanaan ini karena menurutnya memiliki arti mutualistis (sama-sama menguntungkan), baik bagi PWI maupun Pemkab Sergai.
Bagaimana pula dari sisi peserta? Justru hal ini yang membuat penulis takjub bahkan terharu. Anggota PWI Sumut terlihat antusias mengikuti Family Gathering. Dari kegiatan ini, tergambar jelas, sebagaimana umumnya umat manusia, wartawan juga adalah insan yang cinta dan ingin selalu membuat keluarganya bahagia. Namun terkadang, tugas-tugas jurnalistik memang bagai tidak mengenal waktu. Selain itu sisi kesejahteraan wartawan yang boleh disebut masih harus terus ditingkatkan, terkadang menimbulkan kesan, wartawan bagai abai soal refreshing keluarga.
Karena itu, family gathering sepertinya adalah event yang tidak boleh disia-siakan. Batasan maksimal anggota PWI membawa empat anggota keluarga dengan terpaksa ada yang melanggar. Mereka tidak saja membawa anak dan istri. Tapi juga orang tua bahkan mungkin juga ponakan bahkan tetangga. Syukurnya panitia sangat memaklumi, sehingga hal ini tidak menjadi masalah.
Kekompakan anggota PWI Sumut juga sangat terlihat. Sebab peserta tidak hanya datang dari PWI Provinsi atau PWI Kabupaten/Kota sekitar Serdang Bedagai. Dari Labuhanbatu bahkan Padang Lawas Utara serta Mandailing Natal juga hadir.
Tidak sekadar soal kehadiran peserta. Tapi dari kegiatan ini, terlihat jelas, keluarga besar PWI Sumut tetap memegang dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya leluhur, seperti jiwa kebersamaan, saling peduli, dan semangat berbagi.
Ini setidaknya terlihat saat suasana santap siang. Meski panitia menyediakan nasi kotak, mayoritas peserta juga membawa bontot dari rumahnya. Di sinilah menariknya. Para peserta terlihat saling berbagi makanan, bahkan sangat berkeinginan makanannya juga dirasakan anggota PWI lain.
Tidak jarang di suasana santap siang terdengar percakapan “bawa masakan apa kalian kak”, “ih maulah awak teri kacangnya”, “ketua!!!, ni ada dibawakan adek ketua semur jengkol”.
Artinya, barter makanan sesama keluarga PWI Sumut terjadi di Family Gathering. Begitu pula anak-anak keluarga PWI Sumut, bisa saling mengenal. Mereka bermain dan berenang bersama. Rasa bercampur aduk juga tergambar dari lucky draw yang tentunya tidak semua peserta bisa membawa pulang hadiah.
“Alhamdulillah Ya Allah. Padahal tadi kami sudah ketinggalan bus panitia karena lebih dulu singgah sarapan lontong. Tapi syukur dapat tumpangan mobil, dan hasilnya di sini kami mendapat hadiah televisi. Ya saya menyebut ini ‘lontong berbuah televisi’,” ujar Yogi wartawan Harian Analisa.
“Kalau tak razoki mau bilang apa. Jangankan dapat handphone, kipas angin pe tiade,” ujar peserta lainnya.
Semua hal-hal menarik tersebut disaksikan langsung oleh Gubsu Edy Rahmayadi, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Bupati Sergai H Darma Wijaya, para perwakilan Forkopimda, Tokoh Masyarakat H Syamsul Arifin maupun pimpinan mitra kerja PWI Sumut yang juga diundang di acara tersebut.
Seperti harapan Gubsu dan Ketua DPRD, wartawan anggota PWI Sumut diharapkan dapat terus memainkan peran positif, mendampingi, dan mendukung pemerintah mengisi serta melaksanakan program pembangunan.
Tidak ada gading yang tak retak. Tentu tidak ada pekerjaan yang sempurna. Namun ada pesan yang penulis dapat dari peserta, “kesinambungan Family Gathering PWI Sumut hendaknya dapat terjaga, tidak lagi ada dan tiada. Karena kegiatan ini menghadirkan sejuta arti”. Semoga, Bravo PWI Sumut.
*Penulis: Monang Panggabean (Harian Analisa)