MEDAN – Sebanyak 141 wartawan di Sumatera Utara (Sumut) mengikuti ujian menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Le Polonia Medan, Kamis (28/7).

Ke-141 peserta itu terdiri atas 92 wartawan yang mengikuti ujian anggota muda dan 49 lainnya ujian naik tingkat menjadi anggota biasa. Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik, mengaku bersyukur terlaksananya ujian penerimaan anggota muda dan kenaikan tingkat.

“Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Serikat Perusahaan Pers (SPS) dengan PWI dalam rangkaian Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Sumut,” katanya.

“Awalnya, penerimaan anggota muda PWI hanya 50 orang. Karena banyaknya permintaan wartawan baik dari Kota Medan maupun daerah, akhirnya 141 orang ikut ujian menjadi anggota muda dan kenaikan tingkat,” sebut Farianda.

“PWI ini adalah rumah besar. Jadikan PWI tempat bersilaturahim, agar kita mengetahui dan mengenal satu sama lainnya,” ujarnya.

Usai pembukaan, acara diawali dengan diskusi panel yang menghadirkan narasumber Ketua DK PWI Sumut Muhammad Syahrir, Ketua SPS Sumut Farianda Putra Sinik dan Ketua JMSI Sumut Rianto Aghly. Dalam paparannya, Rianto menyampaikan UKW sangat dibutuhkan sebab menjadikan wartawan andal dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik, terlebih di era digital.

“Terutama bagi wartawan media online yang rentan akan berita hoax. Dengan UKW, wartawan akan mengetahui berita yang layak dan bernilai untuk ditayangkan. Jangan hanya memburu naiknya berita, tapi melanggar UU ITE,” ujar pria yang akrab disapa Anto Genk itu.

M Syahrir menyampaikan ruh dari seorang wartawan saat ini adalah UKW. Saat ini, lanjutnya, pers itu dikategorikan sebagai keseimbangan. Karena itu, wartawan diharapkan tidak cuma copy paste atau minta rilis saja.

“Tunjukkan kompetisi kita sebagai wartawan dengan mencari berita secara riil dan akurat,” katanya menambahkan wartawan harus mampu menulis berita akurat dan faktual.

“Buatlah gaya menulis sesuai kode etik jurnalistik, sehingga kita bangga menjadi anggota PWI. Jika ada anggota PWI dihalangi saat menjalankan tugas jurnalistiknya oleh pihak-pihak tertentu, PWI siap berada di garda terdepan membantu tugas-tugas Anda sekalian,” tegasnya.

Sementara itu, Farianda Putra Sinik menyampaikan perusahaan pers menjadi salah satu bidang yang terkena pengaruh dan tidak bisa lepas dari perkembangan digitalisasi. Sehubungan itu, media dituntut untuk sanggup mengikuti perubahan serba digital.

“Saat ini, 77 persen iklan dikuasai media online. Di masa sulit kemarin, kami hanya mencetak koran sesuai kebutuhan untuk mengurangi risiko yang dapat membuat perusahaan “terjun bebas” atau tutup,” ungkapnya. (pwisumut)