Bangkit Bersatu Bersama Munir-Atal

Bangkit Bersatu Bersama Munir-Atal
Plt Ketua PWI Sumut Austin Tumengkol dan Ketua DKP PWI Sumut M Syahrir bersama Ketua Umum PWI Pusat terpilih H Akhmad Munir dan Ketua Dewan Kehormatan Atal S Depari saat Kongres Persatuan di Cikarang, Sabtu (30/8). (HO/pwisumut)

Oleh Austin Tumengkol
 
CIKARANG - Ada semangat baru yang berembus dari ruang-ruang diskusi wartawan di Sumatera Utara. Riuh rendah wacana regenerasi, harapan terhadap marwah profesi hingga cita-cita agar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali menjadi rumah besar yang dihormati kembali mencuat.

Di tengah dinamika itu, nama penulis muncul dan mengundang perhatian kala menerima amanah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Sumut pada Februari lalu. Keputusan Pemimpin Redaksi Harian Waspada-Waspada Online ini mengaku dorongan kuat datang dari kegelisahan banyak anggota terhadap kondisi organisasi yang dianggap kehilangan arah.

PWI, organisasi profesi yang seharusnya menjadi wadah besar menjaga marwah wartawan, menurutnya belakangan ini cenderung berjalan tanpa kompas. Etika, komunikasi, dan aturan organisasi termasuk PD/PRT ditabrak begitu saja, PWI terasa bak perusahaan semau gue, bukan organisasi.

“PWI bukan sekadar bendera organisasi. Ia adalah simbol integritas, kehormatan, dan jati diri wartawan. Jika kita abai, maka jangan salahkan bila kepercayaan publik pada wartawan semakin terkikis,” ujarnya, Minggu (31/8).

Dukungan untuk Munir di PWI Pusat

Langkah Austin juga tak bisa dilepaskan dari dinamika di tingkat pusat. Dalam Pemilihan Ketua Umum PWI Pusat di Cikarang, Sabtu (30/8) kemarin, Austin bersama sejumlah tokoh pers Sumut secara terbuka memberikan dukungan kepada Direktur Utama LKBN Antara Akhmad Munir dan Atal S Depari.

Diketahui, Cak Munir maju sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat dan Bang Atal meramaikan pencalonan Ketua Dewan Kehormatan (DK). Dukungan itu bukan sekadar sikap politik organisasi, melainkan optimisme bahwa Munir-Atal membawa visi besar, yakni mengembalikan PWI sebagai organisasi yang berpihak pada profesionalisme, perlindungan, dan peningkatan kualitas wartawan.

“Kami di daerah ini paham betul, suara PWI pusat akan bergaung sampai ke bawah. Nama PWI sudah ternoda di era kepemimpinan sebelumnya karena berbagai kasus/masalah dan kini kami percaya bakal pulih, bahkan berjaya lagi. Itu sebabnya kami mendukung Munir dan Atal. Mereka punya rekam jejak yang jelas dalam memperjuangkan wartawan dan organisasi,” kata Austin.

Baginya, perjuangan mendukung Munir-Atal menjadi titik balik kesadaran bahwa PWI tidak boleh lagi hanya menjadi simbol seremonial. Harus ada konsistensi dalam memperjuangkan kepentingan wartawan, mulai dari pelatihan, pendidikan, advokasi hukum hingga menjaga ruang kerja jurnalistik agar tetap bebas dari intervensi.

Penulis makin percaya diri ketika mendapat dukungan langsung dari sejumlah tokoh pers dan senior, Ketua PWI Provinsi lain, pengurus pusat, Ketum PWI Pusat KLB 2024 H Zulmansyah Sekedang, termasuk duet Munir-Atal. Bagi seorang calon Ketua PWI, dukungan merupakan simbol kepercayaan dan jelas menjadi energi tambahan cucu tokoh pers nasional H Mohammad Said-Hj Ani Idrus ini.

PWI Bermarwah dan Berintegritas

Membangun PWI yang bermarwah dan berintegritas. Dua kata itu menjadi kunci sekaligus kompas arah kepemimpinan penulis bila kelak dipercaya melanjutkan kepemimpinan PWI Sumut. Marwah organisasi berarti menjaga kehormatan wartawan sebagai profesi yang mulia. Berarti, setiap langkah anggota PWI harus mencerminkan etika, profesionalisme, dan tanggung jawab sosial. Integritas berarti membangun organisasi bebas dari praktik-praktik yang merusak.

“Tidak boleh lagi ada budaya seenaknya dalam berorganisasi. Tidak ada lagi ruang untuk main-main dengan aturan, dalam hal ini PD/PRT. PWI harus menjadi teladan bagi organisasi profesi lainnya,” seru penulis. 

Bangkit Bersatu

Semangat kebersamaan inilah yang kemudian dirangkum penulis dalam slogan perjuangannya, ‘Bangkit Bersatu Bersama Munir-Atal’. Slogan itu bukan hanya merujuk pada dukungan terhadap Munir-Atal di pusat, tetapi juga pesan untuk wartawan Sumut agar tidak lagi tercerai-berai.

“Bangkit berarti kita tidak lagi pasrah melihat kondisi PWI. Bersatu berarti kita harus dewasa mengesampingkan ego pribadi demi kepentingan bersama/organisasi. Itulah yang harus dicamkan anggota,” tegas penulis yang juga asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat nasional.

Kini, bola ada di tangan anggota PWI Sumut. Apakah mereka siap bangkit bersatu membawa organisasi menuju marwah baru atau sudah terlampau nyaman dan asyik-asyik aja dengan kondisi sekarang? ***

*Penulis adalah Pemimpin Redaksi Harian Waspada-Waspada Online dan Plt Ketua PWI Sumatera Utara