Program PWI ‘Satu Perahu’ Bersama Bappenas Tingkatkan Kompetensi Wartawan
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rahmat Pambudy, menilai program pendidikan yang dijalankan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) selama ini sejalan dengan arah pembangunan SDM yang juga fokus Bappenas.
Menurutnya, penguatan literasi, kemampuan menulis, dan kompetensi jurnalistik memang merupakan fondasi penting bagi tumbuhnya media profesional. Demikian disampaikan dalam pertemuan dengan jajaran pengurus PWI Pusat di Jakarta, Selasa (18/11).
“Program pendidikan PWI satu perahu dengan program PPN/Bappenas. Karena memang program pendidikan adalah kunci utama peningkatan kualitas masyarakat kita," ujarnya menambahkan program pendidikan untuk kemampuan menulis dan membaca sebagai bagian utama dalam membangun media yang tetap eksis.
"Di banyak negara seperti Australia dan Jepang, media cetak tetap bertahan karena ekosistem literasinya kuat,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa tantangan media saat ini semakin kompleks, mulai dari disrupsi digital, misinformasi, hingga menurunnya minat baca masyarakat. Pria yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyampaikan pihaknya hendak meningkatkan budaya literasi di Indonesia, terutama di kalangan anak muda.
“Saya khawatir kemampuan baca-tulis kita menurun. Generasi sekarang lebih suka membaca kalimat pendek, sementara berita yang panjang mulai ditinggalkan,” tegas Rahmat lagi.
Ketua Umum PWI Pusat, Akhmad Munir, mengatakan bahwa program utama PWI selama ini fokus untuk terus konsisten melakukan pendidikan dan latihan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalitas anggotanya.
Dikatakan, selama ini PWI sudah memiliki program Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), Safari Jurnalistik, dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Munir menjelaskan ketiga program tersebut berorientasi pada penguatan kapasitas wartawan.
SJI memperkuat dasar-dasar pendidikan jurnalistik, Safari Jurnalistik menghadirkan pelatihan secara langsung di berbagai daerah, sedangkan UKW menjaga standar kompetensi wartawan secara nasional.
"Semisal PWI memiliki 10 program maka satu sampai sembilan itu adalah diklat, diklat, diklat, dan 10-nya baru lain-lain," ujarnya.
Munir yang juga Direktur Utama LKBN Antara menjelaskan bahwa istilah satu perahu ini muncul karena adanya keselarasan visi antara PWI dan Bappenas untuk memperkuat media, agar semakin bertanggung jawab, kredibel, dan berintegritas.
“PWI berada 'satu perahu' dengan Bappenas dalam memperkuat ekosistem media di Indonesia. Khususnya dalam tiga program utama PWI yakni SJI, Safari Jurnalistik, dan UKW,” ujar Munir didampingi Sekjen PWI Pusat Zulmansyah Sekedang beserta pengurus di bidang pendidikan.
Diketahui, pemerintah sedang mendorong kebijakan media BEJO'S. Program media BEJO'S merupakan akronim dari media Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri yang dirancang untuk membangun ekosistem media sehat dan berkelanjutan.
Pertemuan ini ditutup dengan komitmen kedua belah pihak untuk mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperluas kolaborasi khususnya dalam peningkatan kapasitas wartawan, penguatan literasi publik serta pengembangan industri media yang profesional dan sehat. (pwipusat)